Wednesday, March 30, 2016

Hipotiroid


        Hipotiroidisme adalah kondisi dimana kadar hormon tiroid dalam plasma darah menurun secara kronis. Hipotiroidisme umumnya disebabkan oleh defisiensi yodium. Defisiensi yodium akan mengakibatkan sintesis hormon tiroid terkompensasi dan menurunkan level hormon tersebut dalam plasma darah. Hal ini akan memicu hipotalamus mengeluarkan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), sehingga kadarnya akan naik. Selanjutnya TRH akan menstimulasi kelenjar pituitari mengeluarkan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang berakibat pada naiknya kadar TSH dalam plasma darah. Kadar TSH berlebih akan merangsang kelenjar tiroid terus menerus dan berefek pada timbulnya goiter (pembesaran kelenjar tiroid). Sementara, produksi triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) menurun karena jumlah yodium yang tidak mencukupi (Guyton & Hall, 2006 ; Widmaier dkk, 2008)
Etiologi dan Gejala
        Berdasarkan etiologinya, hipotiroidisme terbagi menjadi tiga yaitu primer, sekunder dan tersier. Hipotiroidisme primer terjadi kelainan organ tiroid, sekunder terdapat kelainan pada kelenjar pituitari anterior, dan tersier kelainannya terletak pada kelenjar hipotalamus (Nelms dkk, 2007). Beberapa tanda dan gejala hipotiroidisme diantaranya menurunnya basal metabolic rate (BMR), berat badan naik, rambut dan kulit kering, bradikardi, mudah capek, refleks dan gerak lambat, respons mental lambat, edema, myxedema, goiter, distensi abdominal dan konstipasi. (Guyton & Hall, 2006 ; Nelms dkk, 2007 ; Widmaier dkk, 2008).


Terapi Diet
     Terapi diet hipotiroidisme yang disebabkan oleh defisiensi yodium meliputi diet protein berkualitas tinggi dan cukup yodium. Sumber protein berkualitas tinggi seperti daging sapi, kambing, unggas, susu dan telur sangat penting untuk pembentukan tiroglobulin. Sementara, asupan yodium dapat dipenuhi melalui garam beryodium dan makanan alami dengan kandungan yodium seperti ikan laut, udang, kerang dan ganggang laut. Yodium berperan dalam pembentukan T3 dan T4 (Almatsier, 2010 ; Widmaier dkk, 2008). Anjuran dosis yodium pada pasien hipotiroidisme dewasa yaitu 100-200 mcg per hari. Pemenuhan mikronutrien lainnya seperti vitamin A, selenium, dan zat besi juga penting, mengingat peran mikronutrien tersebut dalam membantu sintesis dan aktivitas hormon tiroid, serta uptake yodium (Grober, 2012).
    Makanan yang harus dihindari adalah makanan bersifat goitrogenik. Zat tersebut mempunyai aktivitas antitiroid dengan cara menghalangi penyerapan yodium dari darah oleh sel-sel tiroid. Goitrogenik dengan jenis isotiosianat ditemukan khususnya di beberapa varietas lobak dan kubis. Kacang kedelai mengandung isoflavon genistein dan daidzein yang juga dapat menghambat sintesis hormon tiroid. Beberapa makanan lain seperti kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar pun memiliki sifat goitrogenik. Zat goitrogen dapat diinaktivasi melalui pemasakan (Mahan dkk, 2007). Beberapa zat lain yang menghambat uptake yodium dan inbitor iodinasi perlu dihindari seperti nitrat, perklorat, tiosianat (asap rokok) dan obat karbimazol (Grober, 2012).

No comments: