Wednesday, March 30, 2016

Cairan Tubuh


        Air merupakan salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia. Jumlah total air dalam tubuh adalah sekitar 55 – 60 persen berat tubuh. Cairan tubuh tersebut terbagi dalam dua kompartemen yakni cairan intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler merupakan cairan yang berada di dalam sel tubuh dan terdiri atas dua pertiga cairan tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel tubuh dan membentuk sepertiga cairan tubuh (Hall, 2009).     
   
       Cairan ekstraseluler terbagi lagi menjadi dua kompartemen yang dipisahkan yakni cairan interstitium dan plasma. Cairan interstitium merupakan cairan yang berada diantara sel dan membentuk tiga perempat cairan ekstraseluler, sementara plasma merupakan bagian non-seluler dari darah (Tortora & Derrickson, 2012). Kedua kompartemen tersebut dipisahkan membran yang sangat permeabel sehingga komposisi ionik antar kedua kompartemen mirip (Hall, 2009). Namun, komposisi kimiawi yang berbeda ditunjukkan pada cairan intraseluler dan ekstraseluler. Hal ini disebabkan oleh adanya membran yang sangat selektif terhadap elektrolit dan permeabel terhadap air.


Tabel Komposisi Bahan Kimia pada Cairan Intraseluler dan Ekstraseluler
Bahan Kimia
Cairan Intraseluler
Cairan Ekstraseluler
Na+ (mmol/L)
10
142
K+ (mmol/L)
140
4
Cl- (mmol/L)
4
108
HCO3- (mmol/L)
10
24
Ca2+ (mmol/L)
0,0001
2,4
Mg2+ (mmol/L)
58
1,2
SO42- (mmol/L)
2
1
Fosfat (mmol/L)
75
4
Glukosa (mg/dL)
0-20
90
Asam amino (mg/dL)
200
30
Protein (g/dL)
16
2
Sumber: Hall (2009)

       Selama olahraga, atlet mengeluarkan banyak cairan dan elektrolit tubuh melalui keringat. Hall (2009) menyebutkan selama olahraga berat yang berkepanjangan, tubuh mengeluarkan cairan 4300 mL/hari lebih banyak dibandingkan saat normal. Pengeluaran cairan terbanyak melalui keringat yang mencapai 5000 mL/hari dan paru-paru sebesar 650 mL/hari. Dalam kondisi lingkungan panas, cairan yang hilang pun bahkan lebih banyak (Katch dkk, 2011). Kehilangan cairan yang terus berlanjut akan berakibat pada timbulnya dehidrasi. Dehidrasi merupakan kondisi tubuh dimana terjadi keseimbangan cairan yang negatif. Dehidrasi dapat mengganggu fungsi fisiologis dan termoregulasi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 5% dari massa tubuh dapat meningkatkan suhu rektal, mengurangi pengeluaran keringat, VO2max , dan kapasitas latihan (Katch dkk, 2011). Hal tersebut berakibat pada penurunan kebugaran dan performa atlet. 

     Atlet dehidrasi juga dapat berisiko mengalami heat stroke akibat akumulasi panas tubuh yang berlebih. Selain dehidrasi, hiponatremia juga dapat terjadi ketika pengeluaran cairan atlet berlebih. Kadar natrium dalam darah turun akibat natrium ikut keluar bersama keringat. Gejala hiponatremia mulai dirasakan ketika konsentrasi natrium turun pada kadar 130 mM maupun di bawahnya.  Gejalanya meliputi sakit kepala, muntah, tangan dan kaki membengkak, enselopati, edema paru dan jika tidak ditangani dapat meninggal (Sawka dkk, 2007). 

1 comment:

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.