Wednesday, March 30, 2016

Tonsilofaringitis


Pengertian
 Tonsilofaringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas yang umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri. Penyakit ini paling banyak diderita oleh anak-anak dan jarang terjadi pada dewasa. Pada balita, paling banyak disebabkan oleh virus. Sedangkan bakteri umumnya menyerang anak usia di atas 5 tahun (Gunardi, 1998). Infeksi tersebut terjadi secara sporadik, namun wabahnya periodik. Penyebaran dapat melalui droplet saluran pernapasan dan sangat mudah menyebar pada tempat yang penuh sesak.(Mandal dkk, 2008) 


Etiologi
    Penyebab penyakit tonsilofaringitis adalah bakteri dan virus common cold. Bakteri penyebabnya meliputi Streptokokkus beta hemolitikus grup A, Streptokokkus pneumonia, Helicobacter influenzae dan Streptokokkus aureus (Gunardi, 1998). Sementara, beberapa virus juga dapat mengakibatkan terjadinya tonsilofaringitis utamanya virus common cold  seperti adenovirus, parainfluenza, dan rhinovirus (Naning dkk, 2008). 


Patogenesis
       Tonsilofaringitis dapat menular melalui droplet dan bakteri/virus dapat masuk mukosa faring. Akibatnya, terjadi repon inflamasi lokal yang melibatkan nasofaring, uvula, dan palatum mole. Dalam perjalanannya, akan terbentuk eritem faring, tonsil, atau keduanya. Gejala akan tampak setelah masa inkubasi 24-72 jam (Naning, 2008 ; Rusmarjono, 2007)

Gejala Klinis
      Gejala yang muncul pada penyakit tonsilofaringitis dimulai dengan onset mendadak, adanya demam, gatal dan bengkak pada tenggorokan, nyeri sendi, lesu, berkurangnya nafsu makan, suara serak, odinofagia dan otalgia. Pada kasus yang parah, pasien enggan makan dan minum melalui oral karena nyeri tenggorokan yang dirasakan. Gejala lainnya seperti rhinorrea, suara serak, batuk, konjungtivitis, dan diare biasanya disebabkan oleh virus. Pemeriksaan fisik tonsilofaringitis yang tampak meliputi tonsil membengkak, faring hiperemis, tonsilitis folikularis, tonsilitis lakunaris, submandibula membengkak dan nyeri tekan. (Naning dkk, 2008)

Diagnosis
      Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Standar penegakan diagnosis faringitis bakteri atau virus adalah melalui pemeriksaan kultur dari apusan tenggorok (Naning dkk, 2008)

Komplikasi
   Kejadian komplikasi pada faringitis akut virus sangat jarang. Kompilkasi biasanya menggambarkan perluasan infeksi streptococcus dari nasofaring. Beberapa kasus dapat berlanjut menjadi otitis media purulen bakteri. Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan komplikasi ulkus kronik yang luas. (Naning dkk, 2008)

Tatalaksana Terapi
     Pasien tonsilofaringitis akut dengan demam disarankan untuk istirahat total. Pemberian diet dan cairan yang adekuat menjadi penting mengingat adanya kemungkinan asupan nutrien tidak mencukupi disebabkan oleh nyeri tenggorokan. Untuk terapi obat, dapat digunakan antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida yang berfungsi untuk membunuh bakteri yang menyerang. Antipiretik juga digunakan jika terdapat demam atau nyeri berlebih. Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak juga dapat mengurangi gejala nyeri tenggorok. Tindakan pembedahan tonsilektomi dilakukan ketika terjadi serangan berulang yang mengganggu. (Naning dkk, 2008)

Faktor Risiko
Menurut Suyami (2006) & Permatasari (2009), beberapa faktor risiko terjadinya ISPA meliputi :
1.     Usia
2.     Jenis kelamin
3.     Status gizi
4.     Berat badan lahir
5.     Imunisasi tidak lengkap
6.     Pemberian ASI
7.     Pendidikan orang tua
8.     Kebiasaan merokok
9.     Status ekonomi
10.  Keadaan rumah (keadaan ventilasi, letak dapur, jenis atap, jenis lantai, kepadatan hunian)
11.  Keadaan udara 

No comments: