1. Pengertian Malaria
Malaria
adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina.
Penyakit malaria banyak terdapat di daerah tropis, pola penyebarannya
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain seperti perubahan lingkungan,
vektor, sosial budaya masyarakat dan resistensi obat, selain itu juga karena
keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan di beberapa daerah. Gejala penyakit
malaria berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan
berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya
otak, hati dan ginjal.
2. Jenis Malaria
Terdapat
empat jenis penyakit malaria yaitu malaria tertiana yang disebabkan oleh P. vivax, malaria tropicana yang
disebabkan oleh P. falciparum, malaria
kuartana yang disebabkan oleh P. malariae
dan malaria pernisiosa yang disebabkan oleh P. ovale. Jenis plasmodium yang paling banyak ditemukan di
Indonesia yakni Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum, sementara jenis
yang mematikan adalah Plasmodium
falciparum.
3. Gejala Malaria
Masa
inkubasi penyakit malaria dapat terjadi beberapa hari hingga beberapa
bulan, yang kemudian berlanjut muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh
pasien. Gejala awal
yang dialami oleh pasien malaria adalah demam menggigil secara
berkala dan biasanya disertai sakit kepala yang hebat, badan terasa
lemah, mual-muntah dan tidak nafsu makan, kuning pada mata, air kencing
berwarna teh tua serta wajah pucat karena kurang darah. Apabila tidak
mendapatkan pengobatan yang adekuat, dapat terjadi kejang-kejang dan
kehilangan kesadaran.
Sementara,
gejala yang klasik muncul pada pasien malaria adalah adanya perasaan tiba-tiba
kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak
berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari.
Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat.
4. Diagnosis Malaria
Diagnosis sakit malaria ditegakkan
berdasarkan gejalanya, dimana terjadi serangan demam dan menggigil secara
periodik tanpa penyebab yang jelas. Dugaan malaria semakin kuat jika dalam
waktu 1 tahun sebelumnya, pasien telah mengunjungi daerah endemik malaria.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit
penyebabnya. Perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan karena kadar parasit di
dalam darah dapat bervariasi dari waktu ke waktu.
Cara
pencegahan yang efektif dari malaria adalah menghindari gigitan
nyamuk dengan menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk dan memakai obat
oles anti nyamuk saat tidur, serta memasang kasa pada ventilasi, menjauhkan
kandang ternak dari rumah dan mengurangi berada di luar rumah selama malam
hari. Hal lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menebarkan pemakan jentik
untuk menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik,
seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi dan mujair.
Upaya
preventif lain adalah upaya membersihkan lingkungan melalui menimbun genangan
air, membersihkan lumut dan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar. Bentuk
pencegahan yang lainnya adalah dengan pemberian obat pencegahan malaria, 2 hari
sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari
sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.
6. Pengobatan Malaria
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis
parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum
akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin
atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi
terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
Obat
penyakit malaria saat ini sudah menggunakan obat baru yaitu Artemisinin-based Combination Therapy (ACT).
Obat ACT yang tersedia di Indonesia ialah :
- Kombinasi Artesunate + Amodiakuin ( AS+AQ)
- Kombinasi Artemether – Lumefantrine (AL)
- Kombinasi Dihydroartemisinin- Piperaquine (DHP )
No comments:
Post a Comment